Masih ada hari esok kawan
Mari kita menjemput pagi
Sejenak menjeda mimpi
Menyusuri buritan
Letakkan penat malam ini
Segumpal letih
Sekarung pedih
Walau terasa lelah
Namun semangat tiada punah
Juga sepetak asa yang terpanah
Wahai kawan sejalan sehati
Tetap genggam tangan ini
Hingga buih menyesap pori
Yakinlah spirit tiada pernah mati
Dan jika tiba esok hari
Menarilah bersama kami
Dalam hentakan harmonia
Tempat kita merangkul cita
Kita kan ada
Kala duka atau lara
Kala tawa dan ceria
Kita kan bisa
Sembuhkan luka
Menyulam sejuta cerita
Aku, kamu, dia, juga mereka
Kita menyatu tanpa kasta
Saturday, January 30, 2010 at 9:03am
Jumat, Januari 29, 2010
Kamis, Januari 28, 2010
Sadjak kotor nomor satoe..
Kamu dimana??
Kalian dimana??
Tahukah kau aku memanggilmu dari balik terali..
Terpingit oleh budaya taik tengik, busuk dan menusuk..
Bahkan aku tak punya kuasa akan badan ini..
Mereka mengaitku di rantai godam..
Mengurungku di kotakan..
Anjrit!
Sekuat tenaga aku berteriak..
Namun hadirmu hanya riak..
Yang dihempaskan ombak sepertiku menghempas ingusku..
Nampaknya alam masih berkawan denganku..
Petir masih menggelegar..
Hujan pun menusuk..
Angin mengamuk dan menggusar..
Hei..tuli!
Dengarkan melodi amarah ini..
Tergubah dari seribu caci, maki dan ilusi..
Berpalinglah sejenak dari para sundal begundalmu..
Nikmati kutuknya dan dengarkan rancauanku..
Duh Gusti, kawulo nelangsa..
Loro bronto..
Kalau besok kau dengar orang mati dalam tungku..
Mungkin saja itu aku..
Tue at 5:22pm
A Must Listen!!!!
THIS IS WAR
by 30 Seconds to Mars
A Warning to people, Good and Evil
This Is War
To the Soldier, The Civillian, The Martyr, The Victim
This is War
Its the moment of truth and the moment to lie
Its the moment to live and the moment to die
The moment to fight, the moment to fight, to fight, to fight, to fight
To the right To the left
we will fight to the death
To the Edge of the Earth,
It's a Brave New World from the last to the first
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth
Its a Brave New World, Its a Brave New World
A warning to the prophet, the liar, the honest
This is War
To the leader, the pariah, the victim, the messiah
This is war
Its the moment of truth and the moment to lie
Its the moment to live and the moment to die
The moment to fight, the moment to fight, to fight, to fight, to fight
To the right, To the left,
we will fight to the death
To the Edge of the Earth,
It's a Brave New World from the last to the first
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth
Its a Brave New World, Its A Brave New World, Its A Brave New World
I do believe in the light, raise your hands up to the sky
The fight is done, the war is won, lift your hands towards the sun
towards the sun,
Its the moment of truth and the moment to lie Its the moment to live and the moment to die, the moment to fight
towards the sun,
towards the sun,
Its the moment of truth and the moment to lie Its the moment to live and the moment to die, the moment to fight
the war is won
to fight, to fight, to fight,to fight
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth,
It's a Brave New World from the last to the first
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth
Its a Brave New World, Its A Brave New World,Its a Brave New World
A Brave New World
The war is won,
the war is won,
A Brave new world...
I believe in nothing, not the end and not the start
I believe in nothing, not the earth and not the stars
I believe in nothing, not the day and not the dark
I believe in nothing, but the beating of our hearts
I believe in nothing, 100 suns until we part
I believe in nothing, not in satan not in god
I believe in nothing, not in peace and not in war
I believe in nothing, but the truth of who we are
Sunday, January 24, 2010 at 11:06pm
*ost. The Dragon Age...
bagian yang paling ku suka dari lagu ini,, look at the end of the lyric..
"I believe in nothing, but the truth of who we are".... so deep...
by 30 Seconds to Mars
A Warning to people, Good and Evil
This Is War
To the Soldier, The Civillian, The Martyr, The Victim
This is War
Its the moment of truth and the moment to lie
Its the moment to live and the moment to die
The moment to fight, the moment to fight, to fight, to fight, to fight
To the right To the left
we will fight to the death
To the Edge of the Earth,
It's a Brave New World from the last to the first
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth
Its a Brave New World, Its a Brave New World
A warning to the prophet, the liar, the honest
This is War
To the leader, the pariah, the victim, the messiah
This is war
Its the moment of truth and the moment to lie
Its the moment to live and the moment to die
The moment to fight, the moment to fight, to fight, to fight, to fight
To the right, To the left,
we will fight to the death
To the Edge of the Earth,
It's a Brave New World from the last to the first
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth
Its a Brave New World, Its A Brave New World, Its A Brave New World
I do believe in the light, raise your hands up to the sky
The fight is done, the war is won, lift your hands towards the sun
towards the sun,
Its the moment of truth and the moment to lie Its the moment to live and the moment to die, the moment to fight
towards the sun,
towards the sun,
Its the moment of truth and the moment to lie Its the moment to live and the moment to die, the moment to fight
the war is won
to fight, to fight, to fight,to fight
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth,
It's a Brave New World from the last to the first
To the right, To the left,
We will fight to the death
To the Edge of the Earth
Its a Brave New World, Its A Brave New World,Its a Brave New World
A Brave New World
The war is won,
the war is won,
A Brave new world...
I believe in nothing, not the end and not the start
I believe in nothing, not the earth and not the stars
I believe in nothing, not the day and not the dark
I believe in nothing, but the beating of our hearts
I believe in nothing, 100 suns until we part
I believe in nothing, not in satan not in god
I believe in nothing, not in peace and not in war
I believe in nothing, but the truth of who we are
Sunday, January 24, 2010 at 11:06pm
*ost. The Dragon Age...
bagian yang paling ku suka dari lagu ini,, look at the end of the lyric..
"I believe in nothing, but the truth of who we are".... so deep...
Ada Apa Dengan Saya???
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
ada apa dengan saya??
Sunday, January 24, 2010 at 9:31pm
Hold On
When you need someone to hold you
When you feel cold and alone
Try to find a way to warm yourself
But you don't no what to do
This is for those who suffer a lot
It feels so hard to smile
Remember at the times of sadness
When people are crying for their lives
Look around you
There's an emptiness in their eyes
No more children's laugh
No more peace in our lives
So let's hold on together
Release all your pain
And let me wipe your tears
And smile
Believe in the power of love
The strength inside you
And let us survive
Build the happiness
Hold on..
Hold on..
Friday, January 22, 2010 at 1:24am
*taken from Ten 2 Five - Hold On
When you feel cold and alone
Try to find a way to warm yourself
But you don't no what to do
This is for those who suffer a lot
It feels so hard to smile
Remember at the times of sadness
When people are crying for their lives
Look around you
There's an emptiness in their eyes
No more children's laugh
No more peace in our lives
So let's hold on together
Release all your pain
And let me wipe your tears
And smile
Believe in the power of love
The strength inside you
And let us survive
Build the happiness
Hold on..
Hold on..
Friday, January 22, 2010 at 1:24am
*taken from Ten 2 Five - Hold On
The Road Not Taken
Ironis...
Dan aku bukanlah manusia dengan pilihan dan hak sendiri, karena ternyata, pada kenyataannya hidupku menjadi sangat dikendalikan oleh orang lain.
Sebuah budaya yang memaksa manusianya menjadi pengatur bagi manusia lain, sementara mereka sendiri tidak bisa menentukan pilihan untuk kehidupan mereka sendiri.
Ironis.
Sebuah budaya yang tragis.
Tentang manusia yang mengalahkan Tuhan penciptanya.
Menempatkan sesembahan pada bait terakhir dari sebuah pilihan kehidupan.
Ironis.
Wednesday, January 20, 2010 at 7:42am
Sebuah budaya yang memaksa manusianya menjadi pengatur bagi manusia lain, sementara mereka sendiri tidak bisa menentukan pilihan untuk kehidupan mereka sendiri.
Ironis.
Sebuah budaya yang tragis.
Tentang manusia yang mengalahkan Tuhan penciptanya.
Menempatkan sesembahan pada bait terakhir dari sebuah pilihan kehidupan.
Ironis.
Wednesday, January 20, 2010 at 7:42am
Selasa, Januari 19, 2010
HANYA SATU KEKURANGAN WANITA...
*cerita ini udah lama banget. jadi dulu seorang teman mengirimiku crita ini, entah dia dapet dari mana ku juga gak taw. katanya, ini sebagai "pengeling" alias pengingat bagiku supaya aku lebih bersyukur karena telah tercipta sebagai sosok seorang "wanita"...
pengen berbagi aja ma temen2 smua..
jadi gini critanya...
ketika TUHAN Menciptakan wanita,
DIA lembur
pada hari ke-6.
Malaikat datang dan bertanya
"Mengapa Begitu lama TUHAN?"
TUHAN menjawab
"Sudah kah engkau liat semua detail yg AKU buat untuk menciptakan mereka?2 tangan mereka harus bisa dibersihkan,
tetapi bahannya bukan dari plastik.
Setidaknya terdiri dari 200 bagian, yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan.
Mampu menjaga banyak anak saat bersamaan,
punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan,
dan semua dilakukannya dengan 2 tangan mereka.
Malaikat itu Takjub..
"Hanya dengan 2 tangan?... tidak mungkin!!"
Tuhan lalu berkata,
"Oh...Tidak!! AKU akan menyelesaikan ciptaan hari ini, karena ini adalah ciptaan favoritKU.
Oh ya...dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja selama 18 jam sehari."
Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan TUHAN itu,
"Tapi Engkau membuatnya begitu Lembut TUHAN?"
Tuhan menjawab,
"Yah...Aku membuatnya begitu lembut,tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang AKu berikan
agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa?"
"Dia bisa berpikir?" tanya malaikat
TUHAN menjawab, "Tak hanya berpikir,dia mampu bernegoisasi. "
Malaikat itu menyentuh dagunya. . .
"TUHAN ENGKAU buat ciptaan ini kelihatannya lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya..."
"Itu bukan lelah atau rapuh.... itu AIR MATA" jawab Tuhan.
"Untuk apa?" tanya malaikat
Tuhan melanjutkan : " AIR MATA adalah salah satu caranya mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian,penderitaan dan kebahagiaan.."
"ENGKAU memikirkan segala sesuatunya. Wanita ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!" jawab malaikat.
"YA Pasti!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona bagi laki-laki.
Dia dapat mengatasi beban bahkan beban seorang laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagian dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, terharu saat tertawa, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Dia tidak menolak kalo melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya.
Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat..
- CINTANYA TANPA SYARAT -
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat temannya tertawa.
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih saat mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup, dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka...."
"Hanya 1 Kekurangan dari Wanita "
"Apa itu TUHAN?" tanya malaikat.
"DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA.."
pengen berbagi aja ma temen2 smua..
jadi gini critanya...
ketika TUHAN Menciptakan wanita,
DIA lembur
pada hari ke-6.
Malaikat datang dan bertanya
"Mengapa Begitu lama TUHAN?"
TUHAN menjawab
"Sudah kah engkau liat semua detail yg AKU buat untuk menciptakan mereka?2 tangan mereka harus bisa dibersihkan,
tetapi bahannya bukan dari plastik.
Setidaknya terdiri dari 200 bagian, yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan.
Mampu menjaga banyak anak saat bersamaan,
punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan,
dan semua dilakukannya dengan 2 tangan mereka.
Malaikat itu Takjub..
"Hanya dengan 2 tangan?... tidak mungkin!!"
Tuhan lalu berkata,
"Oh...Tidak!! AKU akan menyelesaikan ciptaan hari ini, karena ini adalah ciptaan favoritKU.
Oh ya...dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja selama 18 jam sehari."
Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan TUHAN itu,
"Tapi Engkau membuatnya begitu Lembut TUHAN?"
Tuhan menjawab,
"Yah...Aku membuatnya begitu lembut,tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang AKu berikan
agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa?"
"Dia bisa berpikir?" tanya malaikat
TUHAN menjawab, "Tak hanya berpikir,dia mampu bernegoisasi. "
Malaikat itu menyentuh dagunya. . .
"TUHAN ENGKAU buat ciptaan ini kelihatannya lelah dan rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya..."
"Itu bukan lelah atau rapuh.... itu AIR MATA" jawab Tuhan.
"Untuk apa?" tanya malaikat
Tuhan melanjutkan : " AIR MATA adalah salah satu caranya mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian,penderitaan dan kebahagiaan.."
"ENGKAU memikirkan segala sesuatunya. Wanita ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!" jawab malaikat.
"YA Pasti!
Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona bagi laki-laki.
Dia dapat mengatasi beban bahkan beban seorang laki-laki.
Dia mampu menyimpan kebahagian dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit.
Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, terharu saat tertawa, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Dia tidak menolak kalo melihat yang lebih baik.
Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya.
Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat..
- CINTANYA TANPA SYARAT -
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat temannya tertawa.
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih saat mendengar berita sakit dan kematian.
Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup, dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka...."
"Hanya 1 Kekurangan dari Wanita "
"Apa itu TUHAN?" tanya malaikat.
"DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA.."
“Daun” terbang karena tiupan “angin” atau karena “pohon” tidak memintanya untuk tinggal?
Sehelai daun bergelanyut di tangkai sebuah pohon yang terletak di tepi sungai. Mulai menguning dan layu. Begitu lebatnya pohon itu dengan ribuan kuncup daun yang baru. Kali ini musim semi mulai lebih awal dari biasanya. Dan daun yang mulai menguning itu telah bertahan dalam satu periode musim dingin yang garang dan dengan setia menemani sang pohon dalam jejakan salju serta amukan badai yang lalu. Sang daun itu tetap bersetia walau Kristal-kristal es tak ayal nyaris membekukannya. Dan ia bertahan di sana, sehelai, sendirian. Tetap memperkuat cengkramannya demi menemani sang pohon yang kesepian dan berjuang di tengah hamparan musim dingin nan angkuh.
Kenapa ia tak memilih untuk gugur bersama ribuan daun yang lain untuk menghangatkan diri dengan timbunan tanah. Bercinta dengan cacing dan ngengat serta mencabikkan diri kembali pada alam kemudian terurai dan terburai. Bukankah lebih tenang? Tanpa perlu bertahan di tengah gusaran sang badai yang mengoyak.
Namun sehelai daun itu memilih untuk bertahan. Ia ingin berjuang bersama sang pohon yang telah memberinya kehidupan dan kekuatan. Ia ingin mencurahkan seluruh cintanya pada sang pohon melalui detakan nafas dan rilis panas yang sedikit demi sedikit ia bagikan pada kekasihnya, sang pohon. Dan mereka bercinta pada musim dingin yang mencekat. Tak peduli betapa hebat badai salju berusaha mengoyaknya, sang daun tetap mencengkeram dan bertahan pada tangkainya. Begitu juga sang pohon yang semakin erat menggandeng daun itu semakin dalam dan mempertahankannya dalam tangkainya. Saling berbagi sari kehidupan untuk mempertahankan diri sari seleksi alam yang menggila.
Mereka masih tetap bertahan dengan saling memeluk dan membagi jiwa. Menyelaraskan dengan nyanyian musim dingin yang memekakkan. Hingga akhirnya matahari pertama musim semi menampakkan batang hidungnya setelah tertidur dalam hibernasinya yang damai. Menghembuskan nafas kehidupan bagi tiap inchi pohon itu. Membelai sang daun dengan embun pertamanya dan memuaskan dahaganya. Sang daun dan pohon masih tetap saling memeluk dan menatap samar pada sang matahari yang dengan lembut membangunkan mereka dari percintaannya di musim dingin.
Sang pohon pun pulih dari lemahnya. Dan sang daun masih bersetia untuk menemaninya. Sang pohon kembali menyerap sari kehidupan yang dihaturkan sang tanah melalui pembuluh-pembuluh kehidupan yang mengisi tiap rongga dalam tubuhnya. Merasa lebih hidup, dan tak lupa ia membagi nafas kehidupannya pada sang daun, kekasihnya. Hingga suatu saat, kuncup-kuncup daun barupun mulai bersemi dan berdesak-desak memenuhi tangkainya. Sang pohon merasa dirinya baru dan terlahir kembali, dengan beribu kuncup baru yang kembali menemaninya. Namun tak begitu halnya dengan sang daun. Ia merasa semakin lemah dan renta. Keriput dan menguning. Daun itu tak seindah dulu dan dia mulai menyadari genggamannya tak sekuat dulu. Namun ia masih bersetia pada kekasihnya, sang pohon.
Tiap orang yang memandang pohon itu merasa bahagia. Melihat pohon itu kembali hidup dan merimbun. Namun rona mereka berubah ketika memandang sehelai daun yang mulai menguning di ujung tangkai pohon itu. Dalam hati mereka mengucap serapah kenapa tak jatuh saja daun itu, betapa ia memperburuk sang pohon yang begitu cantik. Beragam kata mereka ucap pada sang daun. Ada yang beriba karena melihat sang daun yang masih berusaha bergelanyut pada dahannya. Ada yang penuh kebencian menyumpah menginginkan daun itu musnah selamanya. Ada pula yang berusaha merontokkanya.
Sungguh, sang daun hanya diam memandangnya, dan masih mempererat cengkramannya pada sang pohon, kekasihnya. Namun ia merasa, kekasihnya tak lagi miliknya seorang. Ia tahu, kekasihnya harus membagi sari kehidupannya kepada beribu kuncup daun muda yang menantikan kehidupan darinya. Ia tahu sang pohon mulai mengabaikannya. Ia tahu bahwa sang pohon tak lagi membagi nafasnya seperti dulu. Ia tahu, cepat atau lambat sang pohon akan berhenti memberikan hawa padanya dna pada akhirnya melepaskan genggamannya pada sang daun.
Namun daun itu tetap bertahan. Walau di luar sana sang angin mulai merayunya untuk mengajaknya terbang. Betapa hebat sang angin mencoba menggoyahkannya, melarutkannya akan mimpi-mimpi di luar sana. Betapa angin dengan liciknya menggoyangkan sang pohon untuk merontokkannya dan mencabutnya dari dekapan kekasihnya, sang pohon.
Wahai angin, andai kau tahu betapa aku berusaha keras bertahan, mempertahankan kekasihku. Mempererat pelukku padanya dan bertahan dengan sepotong potong nafas yang mulai memudar. Wahai kekasihku, sang pohon. Ada apa kiranya engkau hanya membisu. Kenapa kau tak berusaha mempertahankanku dari gusaran angin yang berusaha menceraikan kau dariku? Wahai kekasihku, tahukah kau betapa keras aku berusaha bertahan padamu. Kenapa kau terlalu acuh dan memalingkan rasamu pada kuncup-kuncup baru itu? Ingatkah kau saat kita berusaha membagi nafas di sela himpitan salju nan mematikan? Ingatkan kau saat kita berbagi pelukan dan saling menguatkan kala badai musim dingin mencoba mengoyakkan?
Dan daun itupun tak sekuat dulu. Aku memang tua, kekasihku. Keropos dengan nafas yang tersengal menatapmu dari ujung tangkaimu. Wahai kekasihku yang mendepak hatiku, ada apa dengan dirimu? Apakah ini memang kuasa Tuhan dan seleksi alam yang akan memisahkanku denganmu? Kasihku, bicaralah, aku ingin mendengar rintihanmu, sama tatkala kita bercinta disaksikan kerlipan lampu kota nan iri pada pergulatan kita. Wahai kekasihku, kenapa kau tak jua mempertahankanku dari derai sang angin? Apakah kau tak lagi bersetia padaku?
Embun di pagi ini membangunkanku. Ia adalah cawan air mataku. Dan sang angin pun tak kalah gusar. Membelai dengan lembut namun menghanyut. Ada makna yang mencoba ia trandensikan dari lakunya merayuku. Aku tahu, sang angin masih mencoba merontokkanku. Namun kekasihku, aku masih bersetia denganmu.
Malam-malam kita tak lagi kita isi dengan bercinta. Cawan anggur itu pun tak lagi kau sentuhi, dan kini kuisi dengan air mata. Kau tak lagi mau menoleh padaku, sekadar untuk menyapa atau berbagi senyum. Wahai kekasihku, aku sungguh rindu. Lihatlah diriku kini yang begitu layu, terombang ambing oleh besutan angin yang tak henti menderaku juga suara suara manusia yang menjejakku dengan sumpah serapah mereka. Malam malam kuadukan kidungku pada sang bulan, namun ia hanya membisu. Juga pada kerlip bintang, namun ia juga dengan centil meninggalkanku. Hanya deru angin yang bernyanyi memekakkan gendang telingaku.
Duh gusti, aku menjadi pesakitan kali ini. Sedikit dikit tersesak dan tersedak oleh hawa kotor yang dijejalkan ke dalam paruku. Dan kau kekasihku, tak maukah kau membagi nafas denganku? Memompakan sedikit oksigen pada pundi-pundi hawaku?
Dan senja itu, di akhir musim semi yang pilu. Aku, sang daun sudah benar-benar pasrah. Menunggu kehendak Tuhan yang akan segera mencampakkanku menjauh darimu. Telah kudengar teriakan dan tawa sang angin. Ia telah bersiap dalam zona menyerangnya kapan saja sang pohon mencampakkanku. Karna dia tak sabar menunggu waktu penerbanganku.
Kekasihku, wahai sang pohon. Aku selalu menyayangimu. Andai aku bisa terus merengkuhmu, aku ingin melewatkan setiap kepingan waktu merenda renjana memalun rindu. Namun aku tahu, sayangku. Aku memang ditakdirkan untuk rontok dan meninggalkanmu. Karna aku hanya sehelai daun yang tak kuasa menahan kersane gusti, bahasa alam yang tak berhasil ku definisikan.
Aku hanya ingin kau bahagia, sayang. Tanpa sumpah serapah manusia-manusia itu, ataupun teriakan-teriakan angin yang menghentakmu. Dan akhirnya aku memutuskan untuk meleburkan diri dengan sang bumi. Perlahan melepaskan genggamanku, dan jatuh dalam ayunan gravitasi. Biarkan ia merengkuhku. Aku tak ingin angin menerbangkanku pergi menjauh darimu. Biarlah aku terkapar di kakimu dengan mempersembahkan nafas terakhirku. Biarkan cacing-cacing menjamahku dan meleburkanku dengan sari pati bumi. Karna aku tahu, dengan begitu aku akan selalu ada bersamamu. Mengalir melalui pori akarmu, dan menjamah mengaliri ragamu. Memberi kehidupan, dan melebur dalam tiap bagian porimu. Dengan cara ini, aku akan selalu ada padamu. Dan kita satu.
January 19, 2010 8 p.m.
Kenapa ia tak memilih untuk gugur bersama ribuan daun yang lain untuk menghangatkan diri dengan timbunan tanah. Bercinta dengan cacing dan ngengat serta mencabikkan diri kembali pada alam kemudian terurai dan terburai. Bukankah lebih tenang? Tanpa perlu bertahan di tengah gusaran sang badai yang mengoyak.
Namun sehelai daun itu memilih untuk bertahan. Ia ingin berjuang bersama sang pohon yang telah memberinya kehidupan dan kekuatan. Ia ingin mencurahkan seluruh cintanya pada sang pohon melalui detakan nafas dan rilis panas yang sedikit demi sedikit ia bagikan pada kekasihnya, sang pohon. Dan mereka bercinta pada musim dingin yang mencekat. Tak peduli betapa hebat badai salju berusaha mengoyaknya, sang daun tetap mencengkeram dan bertahan pada tangkainya. Begitu juga sang pohon yang semakin erat menggandeng daun itu semakin dalam dan mempertahankannya dalam tangkainya. Saling berbagi sari kehidupan untuk mempertahankan diri sari seleksi alam yang menggila.
Mereka masih tetap bertahan dengan saling memeluk dan membagi jiwa. Menyelaraskan dengan nyanyian musim dingin yang memekakkan. Hingga akhirnya matahari pertama musim semi menampakkan batang hidungnya setelah tertidur dalam hibernasinya yang damai. Menghembuskan nafas kehidupan bagi tiap inchi pohon itu. Membelai sang daun dengan embun pertamanya dan memuaskan dahaganya. Sang daun dan pohon masih tetap saling memeluk dan menatap samar pada sang matahari yang dengan lembut membangunkan mereka dari percintaannya di musim dingin.
Sang pohon pun pulih dari lemahnya. Dan sang daun masih bersetia untuk menemaninya. Sang pohon kembali menyerap sari kehidupan yang dihaturkan sang tanah melalui pembuluh-pembuluh kehidupan yang mengisi tiap rongga dalam tubuhnya. Merasa lebih hidup, dan tak lupa ia membagi nafas kehidupannya pada sang daun, kekasihnya. Hingga suatu saat, kuncup-kuncup daun barupun mulai bersemi dan berdesak-desak memenuhi tangkainya. Sang pohon merasa dirinya baru dan terlahir kembali, dengan beribu kuncup baru yang kembali menemaninya. Namun tak begitu halnya dengan sang daun. Ia merasa semakin lemah dan renta. Keriput dan menguning. Daun itu tak seindah dulu dan dia mulai menyadari genggamannya tak sekuat dulu. Namun ia masih bersetia pada kekasihnya, sang pohon.
Tiap orang yang memandang pohon itu merasa bahagia. Melihat pohon itu kembali hidup dan merimbun. Namun rona mereka berubah ketika memandang sehelai daun yang mulai menguning di ujung tangkai pohon itu. Dalam hati mereka mengucap serapah kenapa tak jatuh saja daun itu, betapa ia memperburuk sang pohon yang begitu cantik. Beragam kata mereka ucap pada sang daun. Ada yang beriba karena melihat sang daun yang masih berusaha bergelanyut pada dahannya. Ada yang penuh kebencian menyumpah menginginkan daun itu musnah selamanya. Ada pula yang berusaha merontokkanya.
Sungguh, sang daun hanya diam memandangnya, dan masih mempererat cengkramannya pada sang pohon, kekasihnya. Namun ia merasa, kekasihnya tak lagi miliknya seorang. Ia tahu, kekasihnya harus membagi sari kehidupannya kepada beribu kuncup daun muda yang menantikan kehidupan darinya. Ia tahu sang pohon mulai mengabaikannya. Ia tahu bahwa sang pohon tak lagi membagi nafasnya seperti dulu. Ia tahu, cepat atau lambat sang pohon akan berhenti memberikan hawa padanya dna pada akhirnya melepaskan genggamannya pada sang daun.
Namun daun itu tetap bertahan. Walau di luar sana sang angin mulai merayunya untuk mengajaknya terbang. Betapa hebat sang angin mencoba menggoyahkannya, melarutkannya akan mimpi-mimpi di luar sana. Betapa angin dengan liciknya menggoyangkan sang pohon untuk merontokkannya dan mencabutnya dari dekapan kekasihnya, sang pohon.
Wahai angin, andai kau tahu betapa aku berusaha keras bertahan, mempertahankan kekasihku. Mempererat pelukku padanya dan bertahan dengan sepotong potong nafas yang mulai memudar. Wahai kekasihku, sang pohon. Ada apa kiranya engkau hanya membisu. Kenapa kau tak berusaha mempertahankanku dari gusaran angin yang berusaha menceraikan kau dariku? Wahai kekasihku, tahukah kau betapa keras aku berusaha bertahan padamu. Kenapa kau terlalu acuh dan memalingkan rasamu pada kuncup-kuncup baru itu? Ingatkah kau saat kita berusaha membagi nafas di sela himpitan salju nan mematikan? Ingatkan kau saat kita berbagi pelukan dan saling menguatkan kala badai musim dingin mencoba mengoyakkan?
Dan daun itupun tak sekuat dulu. Aku memang tua, kekasihku. Keropos dengan nafas yang tersengal menatapmu dari ujung tangkaimu. Wahai kekasihku yang mendepak hatiku, ada apa dengan dirimu? Apakah ini memang kuasa Tuhan dan seleksi alam yang akan memisahkanku denganmu? Kasihku, bicaralah, aku ingin mendengar rintihanmu, sama tatkala kita bercinta disaksikan kerlipan lampu kota nan iri pada pergulatan kita. Wahai kekasihku, kenapa kau tak jua mempertahankanku dari derai sang angin? Apakah kau tak lagi bersetia padaku?
Embun di pagi ini membangunkanku. Ia adalah cawan air mataku. Dan sang angin pun tak kalah gusar. Membelai dengan lembut namun menghanyut. Ada makna yang mencoba ia trandensikan dari lakunya merayuku. Aku tahu, sang angin masih mencoba merontokkanku. Namun kekasihku, aku masih bersetia denganmu.
Malam-malam kita tak lagi kita isi dengan bercinta. Cawan anggur itu pun tak lagi kau sentuhi, dan kini kuisi dengan air mata. Kau tak lagi mau menoleh padaku, sekadar untuk menyapa atau berbagi senyum. Wahai kekasihku, aku sungguh rindu. Lihatlah diriku kini yang begitu layu, terombang ambing oleh besutan angin yang tak henti menderaku juga suara suara manusia yang menjejakku dengan sumpah serapah mereka. Malam malam kuadukan kidungku pada sang bulan, namun ia hanya membisu. Juga pada kerlip bintang, namun ia juga dengan centil meninggalkanku. Hanya deru angin yang bernyanyi memekakkan gendang telingaku.
Duh gusti, aku menjadi pesakitan kali ini. Sedikit dikit tersesak dan tersedak oleh hawa kotor yang dijejalkan ke dalam paruku. Dan kau kekasihku, tak maukah kau membagi nafas denganku? Memompakan sedikit oksigen pada pundi-pundi hawaku?
Dan senja itu, di akhir musim semi yang pilu. Aku, sang daun sudah benar-benar pasrah. Menunggu kehendak Tuhan yang akan segera mencampakkanku menjauh darimu. Telah kudengar teriakan dan tawa sang angin. Ia telah bersiap dalam zona menyerangnya kapan saja sang pohon mencampakkanku. Karna dia tak sabar menunggu waktu penerbanganku.
Kekasihku, wahai sang pohon. Aku selalu menyayangimu. Andai aku bisa terus merengkuhmu, aku ingin melewatkan setiap kepingan waktu merenda renjana memalun rindu. Namun aku tahu, sayangku. Aku memang ditakdirkan untuk rontok dan meninggalkanmu. Karna aku hanya sehelai daun yang tak kuasa menahan kersane gusti, bahasa alam yang tak berhasil ku definisikan.
Aku hanya ingin kau bahagia, sayang. Tanpa sumpah serapah manusia-manusia itu, ataupun teriakan-teriakan angin yang menghentakmu. Dan akhirnya aku memutuskan untuk meleburkan diri dengan sang bumi. Perlahan melepaskan genggamanku, dan jatuh dalam ayunan gravitasi. Biarkan ia merengkuhku. Aku tak ingin angin menerbangkanku pergi menjauh darimu. Biarlah aku terkapar di kakimu dengan mempersembahkan nafas terakhirku. Biarkan cacing-cacing menjamahku dan meleburkanku dengan sari pati bumi. Karna aku tahu, dengan begitu aku akan selalu ada bersamamu. Mengalir melalui pori akarmu, dan menjamah mengaliri ragamu. Memberi kehidupan, dan melebur dalam tiap bagian porimu. Dengan cara ini, aku akan selalu ada padamu. Dan kita satu.
January 19, 2010 8 p.m.
Senin, Januari 18, 2010
sajak kosong satoe...
Wahai duniaku...
Telah kuperas malam ini...
dan berlariku di setiap celah kata dalam buku...
Mencoba mencari dan menemukan kata yang ingin ku haturkan padamu...
Di tiap gorong-gorong lajur lexis...
Dalam labirin index dan appendix...
Namun tampaknya tak jua ada kata-kata mampu ku rangkai tuk mengagumi adamu...
Akhirnya, aku menyerah...
Dan ku lahirkan ini untukmu...
Sajak kosong satoe...
January 1st, 2010 at 1 a.m.
*sajak yang kutulis untuk membayar hutangku pada 'musuhku' tersayang ^-^v
Telah kuperas malam ini...
dan berlariku di setiap celah kata dalam buku...
Mencoba mencari dan menemukan kata yang ingin ku haturkan padamu...
Di tiap gorong-gorong lajur lexis...
Dalam labirin index dan appendix...
Namun tampaknya tak jua ada kata-kata mampu ku rangkai tuk mengagumi adamu...
Akhirnya, aku menyerah...
Dan ku lahirkan ini untukmu...
Sajak kosong satoe...
January 1st, 2010 at 1 a.m.
*sajak yang kutulis untuk membayar hutangku pada 'musuhku' tersayang ^-^v
Minggu, Januari 17, 2010
something about "self healing"
Apa yang kamu lakukan saat kamu sedih? Berdoa? Atau menghabiskan berlembar-lembar tissue, menghapus air mata dan ingusmu? Sibuk menghitung-hitung kekalahan dan rasa terhinamu?
Aku,,,
aku lebih suka diam...
bercengkrama dengan malam. Lebur dalam gelapnya. Atau menulis apa saja yang ingin kutuliskan.
Mungkin sedikit perih. Tapi tak apa.
Esok pagi saat terjaga, aku tahu aku aan baik-baik saja.
Pahit dan sedihku, barangkali hanyalah harga yang harus kubayar. Untuk sebuah sejarah, yang suatu saat kelak, mungkin akan ku ingat dengan tertawa-tawa.
Sejarah. Kenangan. Jejak yang tertinggal dari sebentuk peristiwa, selalu kita harus berani hadapi, bukan?
Ya, lebih baik aku diam. Menunggu waktu menghapus rasa, ego yang terluka, serta ketidakmengertianku.
Diam saja lah..
Atau harus kujilat saja lukaku hingga kering dengan sendirinya?
Binatang juga kadang melakukannya kan? Self healing...
Ya, ya... Begitu lebih baik...
Biar waktu membasuh segalanya...
***
alam yang akan memberikan sasmita..
ia yang menyeruakkan khotbahmu..
lewat bhs tanpa rupa tp kebak makna..
sudah pernahkah?
Aku,,,
aku lebih suka diam...
bercengkrama dengan malam. Lebur dalam gelapnya. Atau menulis apa saja yang ingin kutuliskan.
Mungkin sedikit perih. Tapi tak apa.
Esok pagi saat terjaga, aku tahu aku aan baik-baik saja.
Pahit dan sedihku, barangkali hanyalah harga yang harus kubayar. Untuk sebuah sejarah, yang suatu saat kelak, mungkin akan ku ingat dengan tertawa-tawa.
Sejarah. Kenangan. Jejak yang tertinggal dari sebentuk peristiwa, selalu kita harus berani hadapi, bukan?
Ya, lebih baik aku diam. Menunggu waktu menghapus rasa, ego yang terluka, serta ketidakmengertianku.
Diam saja lah..
Atau harus kujilat saja lukaku hingga kering dengan sendirinya?
Binatang juga kadang melakukannya kan? Self healing...
Ya, ya... Begitu lebih baik...
Biar waktu membasuh segalanya...
***
alam yang akan memberikan sasmita..
ia yang menyeruakkan khotbahmu..
lewat bhs tanpa rupa tp kebak makna..
sudah pernahkah?
tentang senja...
ada senja yang diam dan tak peduli dengan kencangnya angin yang menerpa...
ada senja yang tergolek manja di sudut awan jingga...
ada senja yang merona merana menahan rasa akan luka...
ada senja yang terpana menatap simpul mesra tak berbalas...
oh senja, rinduku kan seribu pelukmu..
kucari jejakmu..
hingga jauh ke tepi cakrawala...
kutanya pada angin, pada hujan yang tempias di daun jendela...
kutanya awan juga bintang bintang...
"adakah dia menitip rindu sebelum senja tiba?"
tapi bahkan langit pun khianat...
malam ini bulan merah bata...
dan gelisahku menjelaga...
di antara kata dan jeda..
kama prosa liris asmaradana...
purnama sepanjang malam..
terang selingkar badan...
di sela harum rumput savana...
kita memalun senja...
menjadi saga...
***
dan kini aku berdiri di kaki'y..
menghalau tirai malam yang akan menyelimutinya dan menghapus senjaku..
***
aku akan menjaga 'senja'ku..
lewat bidikan mata lensa nan maya..
namun bersahaja..
bukankah esok 'senja'ku akan datang lagi..
saat malam mengopernya pada sang siang yang menuntunnya menemuiku di lembah langit..
di firdaus mimpi sang zeus atau aprodhite..
ia akan kmbali menemukan dan memelukku sblum malam kmbli menculiknya dariq..
***
untuk saat ini, biarkan aku bertahan pada senjaku..
walau dengan langkah tertatih..
karna aku tahu, ini tentang bertahan dan mempertahankan..
seperti senjaku yang menjagaku, akupun akan menjaganya..
***
mari kita berdiri bersama di garis tepi itu, menantikan sang senja dan memeluk hangatnya...
***
ada senja yang tergolek manja di sudut awan jingga...
ada senja yang merona merana menahan rasa akan luka...
ada senja yang terpana menatap simpul mesra tak berbalas...
oh senja, rinduku kan seribu pelukmu..
kucari jejakmu..
hingga jauh ke tepi cakrawala...
kutanya pada angin, pada hujan yang tempias di daun jendela...
kutanya awan juga bintang bintang...
"adakah dia menitip rindu sebelum senja tiba?"
tapi bahkan langit pun khianat...
malam ini bulan merah bata...
dan gelisahku menjelaga...
di antara kata dan jeda..
kama prosa liris asmaradana...
purnama sepanjang malam..
terang selingkar badan...
di sela harum rumput savana...
kita memalun senja...
menjadi saga...
***
dan kini aku berdiri di kaki'y..
menghalau tirai malam yang akan menyelimutinya dan menghapus senjaku..
***
aku akan menjaga 'senja'ku..
lewat bidikan mata lensa nan maya..
namun bersahaja..
bukankah esok 'senja'ku akan datang lagi..
saat malam mengopernya pada sang siang yang menuntunnya menemuiku di lembah langit..
di firdaus mimpi sang zeus atau aprodhite..
ia akan kmbali menemukan dan memelukku sblum malam kmbli menculiknya dariq..
***
untuk saat ini, biarkan aku bertahan pada senjaku..
walau dengan langkah tertatih..
karna aku tahu, ini tentang bertahan dan mempertahankan..
seperti senjaku yang menjagaku, akupun akan menjaganya..
***
mari kita berdiri bersama di garis tepi itu, menantikan sang senja dan memeluk hangatnya...
***
kompromi (jilid 2)
I feel insane every single time I'm asked to compromise..
Coz I'm afraid I'm stuck in my ways..
And that's the way it stays..
So how long did I expect love to outweigh the ignorance?
almost easy - a7x)
Monday, January 11, 2010 at 5:45am
Coz I'm afraid I'm stuck in my ways..
And that's the way it stays..
So how long did I expect love to outweigh the ignorance?
almost easy - a7x)
Monday, January 11, 2010 at 5:45am
I would take my everest back
Cantik..
Anggun..
Angkuh..
Dingin..
Tak tersentuh..
mematikan..
dan ada..
Am I still be the everest?
I would take it back to me!
Sunday, January 10, 2010 at 6:17am
Anggun..
Angkuh..
Dingin..
Tak tersentuh..
mematikan..
dan ada..
Am I still be the everest?
I would take it back to me!
Sunday, January 10, 2010 at 6:17am
kompromi
ini bukan metafor..
tak juga personifikasi..
bukan bukan..
bukan sinekdok atau hiperbola..
mungkin sedikit ameliorasi yang dipoles gincu persuasi..
hmm.. kurang tepat juga untuk sebuah metonomi..
atau litotes yang ngenes..
mungkin hanya paradoks yang dibumbui diksi..
persetan!
Sunday, January 10, 2010 at 1:22am
tak juga personifikasi..
bukan bukan..
bukan sinekdok atau hiperbola..
mungkin sedikit ameliorasi yang dipoles gincu persuasi..
hmm.. kurang tepat juga untuk sebuah metonomi..
atau litotes yang ngenes..
mungkin hanya paradoks yang dibumbui diksi..
persetan!
Sunday, January 10, 2010 at 1:22am
my miracle
terima kasih..
untuk selalu menguatkanku..
terima kasih..
untuk terus membimbingku..
terima kasih..
untuk selalu menghiburku..
terima kasih untuk mengangkatku dari keterpurukan..
terima kasih..
untuk selalu menjagaku..
terima kasih..
kalian orang orang terhebat dalam hidupku..
Thursday, January 7, 2010 at 7:05am
untuk selalu menguatkanku..
terima kasih..
untuk terus membimbingku..
terima kasih..
untuk selalu menghiburku..
terima kasih untuk mengangkatku dari keterpurukan..
terima kasih..
untuk selalu menjagaku..
terima kasih..
kalian orang orang terhebat dalam hidupku..
Thursday, January 7, 2010 at 7:05am
sakaw (off the record)
i run out of my heroin..
it's just my last suck..
should i rob the opium..
or make do with vodka..
hmm.. never mind..
jack daniels will serve me well..
damn! i cant encounter this..
my head is spinning around..
and flying so high..
coz i cant find the most powerful death..
you..
Tuesday, January 5, 2010 at 1:15pm
it's just my last suck..
should i rob the opium..
or make do with vodka..
hmm.. never mind..
jack daniels will serve me well..
damn! i cant encounter this..
my head is spinning around..
and flying so high..
coz i cant find the most powerful death..
you..
Tuesday, January 5, 2010 at 1:15pm
breathless
menyesakkan..
tolong pompakan oksigen ke paruku..
aku masih berusaha bertahan dengan sepotong nafas yang kubagikan denganmu..
sekuat tenaga memberikan nyawa pada sekeping rasaku..
walau tertatih..
wahai..
hembuskan hawa pada celah bronkisku..
menyesakkan..
sungguh..
Monday, January 4, 2010 at 10:30pm
tolong pompakan oksigen ke paruku..
aku masih berusaha bertahan dengan sepotong nafas yang kubagikan denganmu..
sekuat tenaga memberikan nyawa pada sekeping rasaku..
walau tertatih..
wahai..
hembuskan hawa pada celah bronkisku..
menyesakkan..
sungguh..
Monday, January 4, 2010 at 10:30pm
The Best Part Of Writing A Song Is To Name It
by Something About Lola
We're off of the same old things
Never looking back to the good old days
Seeking out another paths of dream
Crossing through the million Roman's way
We're stand up for honesty
But the first time they met
"Nobody would never listen to me"
Set time machine pull back the memory
You're the best gift ever to me
And it takes so hard to let it go
You are my favorite December
And I'm January but we're both on same calendar
Take a time, change for attire
And they're already gone
They're already gone
Tuesday, December 29, 2009 at 11:08am
We're off of the same old things
Never looking back to the good old days
Seeking out another paths of dream
Crossing through the million Roman's way
We're stand up for honesty
But the first time they met
"Nobody would never listen to me"
Set time machine pull back the memory
You're the best gift ever to me
And it takes so hard to let it go
You are my favorite December
And I'm January but we're both on same calendar
Take a time, change for attire
And they're already gone
They're already gone
Tuesday, December 29, 2009 at 11:08am
..ambigu..
ketika dua menjadi satu..
dan satu pun terkoyak menjadi seribu..
akankah terekat?
ketika keping-keping kaca terburai dan tak lagi berbayang..
Aku masih seperti dulu,sayang..
Absurd dan kaku..
Tak perlu merontokkan salju.
Karna peluh musim semi menjejalku..
Aku dan kamu,diantara mereka..
Masih tertahan dan terhibernasi..
Diantara kardus dalam kotak kaca..
aku bukan menghilang..
hanya sedikit terdiam..
mencoba membagi sedikit nafas..
apa kau merasa?
absurd...
Thursday, December 24, 2009 at 3:04pm
dan satu pun terkoyak menjadi seribu..
akankah terekat?
ketika keping-keping kaca terburai dan tak lagi berbayang..
Aku masih seperti dulu,sayang..
Absurd dan kaku..
Tak perlu merontokkan salju.
Karna peluh musim semi menjejalku..
Aku dan kamu,diantara mereka..
Masih tertahan dan terhibernasi..
Diantara kardus dalam kotak kaca..
aku bukan menghilang..
hanya sedikit terdiam..
mencoba membagi sedikit nafas..
apa kau merasa?
absurd...
Thursday, December 24, 2009 at 3:04pm
want..need..
U want me when U need me..
U need me when U cant have me..
Thursday, December 17, 2009 at 8:02am
U need me when U cant have me..
Thursday, December 17, 2009 at 8:02am
Sajak kosong toejoeh
Dia terkapar..
Mati..
Dia menangis..
Sepi..
Lalu apa lagi??
Monday, November 9, 2009 at 7:06am
Mati..
Dia menangis..
Sepi..
Lalu apa lagi??
Monday, November 9, 2009 at 7:06am
Untuk Duniaku..
Wahai duniaku..
Kau masih disana,bukan?
Kini waktunya kita membuka mata..
Meluruskan sendi dan menghidupkan lagi otak kita yang bebal
Duniaku..
Tak perlu kita kembali ke titik awal
Cukup kita mulai dari titik ini
Duniaku..
Tetaplah mendekapku..
Tuesday, November 3, 2009 at 5:51pm
Kau masih disana,bukan?
Kini waktunya kita membuka mata..
Meluruskan sendi dan menghidupkan lagi otak kita yang bebal
Duniaku..
Tak perlu kita kembali ke titik awal
Cukup kita mulai dari titik ini
Duniaku..
Tetaplah mendekapku..
Tuesday, November 3, 2009 at 5:51pm
A poem for you
Antara Aro dan Andromeda..
Terbias cahya capella..
Memudar dan menyelinap celah cakrawala..
Tangan menggapai,asa terburai..
Terhempaskan dalam palung waktu,terkuatkan oleh genggaman ngarai yang memeluk syahdu..
Cahyamu masih ada..
Tersembunyi di balik karang terumbu..
Tak terjamah barang oleh waktu..
Alogeni..
Friday, October 9, 2009 at 8:52pm
Terbias cahya capella..
Memudar dan menyelinap celah cakrawala..
Tangan menggapai,asa terburai..
Terhempaskan dalam palung waktu,terkuatkan oleh genggaman ngarai yang memeluk syahdu..
Cahyamu masih ada..
Tersembunyi di balik karang terumbu..
Tak terjamah barang oleh waktu..
Alogeni..
Friday, October 9, 2009 at 8:52pm
sungguh...
mengingat hari ini, tragis dan ironis...
seeing d'picture, I see d'evil awake from d'past..
dat traumatize torn out of my head..
so close..deeply..
sungguh pilu yang terbias..
terseok dan meranggas..
ambigram...
betapa dualisme itu membunuhku perlahan..
God, please give me your guide..
to wipe all the fear..
to walk in your path..
hold me tight..and never let me far away from U..
Saturday, August 29, 2009 at 11:22am
seeing d'picture, I see d'evil awake from d'past..
dat traumatize torn out of my head..
so close..deeply..
sungguh pilu yang terbias..
terseok dan meranggas..
ambigram...
betapa dualisme itu membunuhku perlahan..
God, please give me your guide..
to wipe all the fear..
to walk in your path..
hold me tight..and never let me far away from U..
Saturday, August 29, 2009 at 11:22am
if only U know..
Engkaulah kilatan cahaya yang menyapulenyapkan segala jejak dan bayang…
Engkaulah bentangan sinar yang menjembatani jurang antar duka mencinta dan bahagia terdera...
Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat Bumi bersiap diri untuk selamanya lelap..
Andai kau sadar arti pelitamu...
Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu..
Tak akan kau sayatkan luka demi menggarisi jarakmu dengan aku Karena kita satu..
Andai kau tahu..
Thursday, August 27, 2009 at 10:17am
Engkaulah bentangan sinar yang menjembatani jurang antar duka mencinta dan bahagia terdera...
Engkaulah terang yang kudekap dalam gelap saat Bumi bersiap diri untuk selamanya lelap..
Andai kau sadar arti pelitamu...
Andai kau lihat hitamnya sepi di balik punggungmu..
Tak akan kau sayatkan luka demi menggarisi jarakmu dengan aku Karena kita satu..
Andai kau tahu..
Thursday, August 27, 2009 at 10:17am
thanks...
sebelumnya tak ada yang mampu mengajakku untuk bertahan di kala sedih
sebelumnya ku ikat hatiku hanya untuk aku seorang
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
sebelumnya tak mudah bagiku
tertawa sendiri di kehidupan yang kelam ini
sebelumnya rasanya tak perlu membagi kisahku saat ada yang mengerti
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
Saturday, August 22, 2009 at 3:42pm
sebelumnya ku ikat hatiku hanya untuk aku seorang
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
kau buat aku bertanya
kau buat aku mencari
tentang rasa ini
aku tak mengerti
akankah sama jadinya
bila bukan kamu
lalu senyummu menyadarkanku
sebelumnya tak mudah bagiku
tertawa sendiri di kehidupan yang kelam ini
sebelumnya rasanya tak perlu membagi kisahku saat ada yang mengerti
sekarang kau di sini hilang rasanya
semua bimbang tangis kesepian
bila suatu saat kau harus pergi
jangan paksa aku tuk cari yang lebih baik
karena senyummu menyadarkanku
Saturday, August 22, 2009 at 3:42pm
thunder in my heart
I'm tired of being like this..
confusing by your glow
starving in this blurry
you shoved my pride
leave me naked under your lying ground
it's so hard to breathe
but it's time to awake
and go away...
Saturday, July 25, 2009 at 9:40am
confusing by your glow
starving in this blurry
you shoved my pride
leave me naked under your lying ground
it's so hard to breathe
but it's time to awake
and go away...
Saturday, July 25, 2009 at 9:40am
I never think about this before...
u make me feel this anymore..
somthin that ever lost from d'corner of my story..
and let that saga begin..
if U r wrong, I dont wanna be right..
just because its my choice...
Friday, July 24, 2009 at 2:12am
somthin that ever lost from d'corner of my story..
and let that saga begin..
if U r wrong, I dont wanna be right..
just because its my choice...
Friday, July 24, 2009 at 2:12am
My confusi0n
Gag taw..
Mlm ne terkapar dgn pRasaan yg lemur..
Tertampar oleh smua yg diparadoks'kan oleh wktu..
Ketika nyata dan asa tak lagi terbingkai..
Aku hanya bisa memandang dalam sendu..
Biar luka terlarut..
Menghanyut..
Aku menyerah..
Tuesday, July 14, 2009 at 12:29am
Mlm ne terkapar dgn pRasaan yg lemur..
Tertampar oleh smua yg diparadoks'kan oleh wktu..
Ketika nyata dan asa tak lagi terbingkai..
Aku hanya bisa memandang dalam sendu..
Biar luka terlarut..
Menghanyut..
Aku menyerah..
Tuesday, July 14, 2009 at 12:29am
nothing special...
a friend told me that he was so bored with his life. nothing special activity that he could do, just spent a lot of time to get the online date or something else.
he felt so lonely. he wish that something special will happen to his life.
loneliness, not so bad at all. just enjoy it. and something that he must know, that there's no special ingredients, just yourself.
so, find the special things from your life, it doest fall from the sky or at the corner of the street. not from the other's said or the other wanna see from you. just yourself.
look into your heart, and U'll see, what a special U are...
he felt so lonely. he wish that something special will happen to his life.
loneliness, not so bad at all. just enjoy it. and something that he must know, that there's no special ingredients, just yourself.
so, find the special things from your life, it doest fall from the sky or at the corner of the street. not from the other's said or the other wanna see from you. just yourself.
look into your heart, and U'll see, what a special U are...
kapan terakhir kali kamu tertawa???
tertawa...
hal yang gratis.. tapi buatQ, it's so hard to do..
kapan ya terakhir kali??
kayanya hampir dua minggu yang lalu..
saat tu Q bisa bener2 ketawa dengan puas and Q ngrasa ketawaQ waktu itu bener2 tulus..
aku bener2 bisa ngrasa lega..
tapi sering kali tak da tempat untuk sekedar tertawa..
menertawakan apa?
akhir2 ini tak ada hal yang bisa Q terawakan, atau membuatQ tertawa..
bahkan untuk sebuah senyum..
yang tulus dari hati..
tak ada ruang untuk menjadi diriku..
rasanya berat..
aku lelah dengan semua ini..
selalu berdiri dibelakang bayangan sosok aneh ini..
bukan aku, kau, atau dia..
hanya ingin terbebas dari semua ini..
hanya ingin menjadi diriku sendiri
sendiri...
dan ingin benar2 sendiri...
Monday, February 23, 2009 at 1:11pm
hal yang gratis.. tapi buatQ, it's so hard to do..
kapan ya terakhir kali??
kayanya hampir dua minggu yang lalu..
saat tu Q bisa bener2 ketawa dengan puas and Q ngrasa ketawaQ waktu itu bener2 tulus..
aku bener2 bisa ngrasa lega..
tapi sering kali tak da tempat untuk sekedar tertawa..
menertawakan apa?
akhir2 ini tak ada hal yang bisa Q terawakan, atau membuatQ tertawa..
bahkan untuk sebuah senyum..
yang tulus dari hati..
tak ada ruang untuk menjadi diriku..
rasanya berat..
aku lelah dengan semua ini..
selalu berdiri dibelakang bayangan sosok aneh ini..
bukan aku, kau, atau dia..
hanya ingin terbebas dari semua ini..
hanya ingin menjadi diriku sendiri
sendiri...
dan ingin benar2 sendiri...
Monday, February 23, 2009 at 1:11pm
Langganan:
Postingan (Atom)